Apa Tujuan Hidup Manusia?

 
Apa Tujuan Hidup Manusia?

      Untuk apa kita hidup? Ini adalah pertanyaan yang tidak bisa di jawab oleh akal manusia, itulah kenapa seorang filsuf yunani, Socrates berkata bahwa kita perlu hidup 500 tahun untuk menjawabnya. Maksudnya disini tidak akan cukup umur kita untuk berpikir menemukan jawabannya.

Maka ketahuilah bahwa sejatinya diri kita ini lemah, sedang Allah SWT yang Maha Tahu mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menjelaskan kepada kita “Kau untuk apa? Sedang dimana? Dan akan kemana?” melalui mukjizatnya Al-Qur’an.

Allah berfirman dalam Q.S 51, Az-Zariyat Ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ - ٥٦

Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (56)”

Q.S 21, Al-Anbiya’ Ayat 107:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ - ١٠٧

Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (107)”

Q.S 33, Al-Ahzab Ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ - ٢١

Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”

Saat kita bertanya “Untuk apa hidup?” langsung di jawab pada surah Az-Zariyat ayat 56 di atas bahwa tidak ada makhluk yang Allah ciptakan baik jin maupun manusia kecuali untuk beribadah. “cara beibadahnya bagaimana?” di jawab  Q.S 21, An-Anbiya’ Ayat 107, lalu “bagaimana cara perbuatanya?” di jawab dengan Q.S 33, Al-Ahzab Ayat 21.

    Namun, untuk lebih memahami maksud Q.S 21 Al-Anbiya’ Ayat 107 kita perlu memperhatikan bagaimana cara menerjemahkannya seperti yang di sampaikan Ust. Adi Hidayat bahwa seperti inilah cara menerjemahkannya: 
“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia itu kecuali supaya mereka semua menjadikan seluruh aktifitasnya sebagai ibadah kepada-Ku”.

Maka jadikanlah hidup kita ini sebagai ibadah, makannya ibadah, minumnya ibadah, tidurnya ibadah, kerjanya ibadah dan segalanya menjadi ibadah dengan cara menyandingkan segala aktifitas kita dengan do’a, bahkan jika tidak mengetahui doanya pun sudah cukup bagi kita menyertakan nama Allah di dalamnya, seperti dalam hadis sahih yang berbunyi:
“kullu amrin dzii baalin laa yubdau bi bismillah fahua abtar au aqtha”
Segala urusan penting yang tidak diawali bismillah tidak atau kurang keberkahannya.
Sumber:
Di ambil dari video ceramah Ust. Abdul Somad Lc., M.A., Ph.D. & Ust. Adi Hidayat, Lc, MA

Comments